Monday, November 12, 2012

Artikel Operasi Tanpa Pembedahan

Artikel 

OPERASI TANPA PEMBEDAHAN

Batu empedu yang menimbulkan keluhan harus disingkirkan ketika obat tidak bisa melenyapkannya. Operasi perlu dilakukan. Melalu operasi kandung empedu yang mengandung batu dipotong dan dikeluarkan dari rongga perut.
Pada era terdahulu, operasi baru empedu dilakukan dengan pembedahan dinding perut sepanjang sekitar 20 cm. Namun kini, metode ini telah bergeser oleh teknik laparoskopi. Dengan teknik ini, hanya butuh tiga sayatan ( diameter 0,5 - 1 cm ) diperut untuk mengeluarkan kandung empedu beserta batunya. Teknik itulah yang dipakai dalam operasi terhadap Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Bedah laparoskopi dilakukan dengan alat-alat bedah mikro yang bisa masuk ke rongga perut melalu sayatan kecil diperut. Dalam praktiknya, sebelum bedah laparoskopi dilakukan, rongga perut pasien akan digembungkan dengan gas CO2 ( karbondioksida ). Gas tersebut dimasukkan melalu lubat berdiameter sekitar 2 cm yang dibuat dibawah pusar.
Selanjutnya akan dibuat dua lubang kecil lain ( diameter 0,2 - 0,5 cm ) diperut. Melalui lubang itulah, kamera dan peralatan bedah laparoskopi dimasukkan.
Kamera itu terhubung ke layar monitor. Dengan monitor dan kamera yang bisa membesarkan objek  berlipat-lipat kali itu, dokter bedah bisa melihat dan mengeksplorasi organ-organ dirongga perut pasien. Dengan demikian, dokter bedah bisa melakukan pembedahan dengan tepat.
Menurut Ketua Perhimpunan Bedah Endo-laparoskopi Indonesia Dr. Errawan Wiradisuria SpB-KBD, bedah laparoskopi memberi keuntungan lebih banyak daripada bedah konvensional. Itu lantaran kecilnya sayatan yang diperlukan.
" Sayatan yang kecil meminimalisasi nyeri pasca operasi dan kemungkinan infeksi. Selain itu, dari segi estetika, bekas luka yang lebih kecil tentu lebih ringan, " ujar Errawan.
Selain itu, lanjut Errawan, proses pemulihan pasca operasi juga lebih cepat. Pada teknik laparoskopi, tangan dokter tidak masuk ke rongga perut. Dengan demikian pergerakan usus pun cepat pulih dan pasien bisa makan lebih cepat. Selain itu, karena lukanya kecil, masa penyembuhannya lebih singkat.
" Kalau pasien beah konvensional butuh waktu lebih dari seminggu untuk pulih, pasien laparoskopi hanya perli 2-3 hari. Dengan demikian tidak banyak waktu produktif yang hilang, " imbuh Errawan.
Pada kesempatan terpisah, spesialis bedah dari RS Gading Pluit Dr. Barlian Sutedja SpB menjelaskan operasi pengangkatan kandung empedu sudah dilakukan sejak tahun 1881. Diangkatnya kandung empedu tidak menggangu sumplai cairan empedu untuk proses percernaan. " Sebab, cairan empedu tetap diproduksi dihati dan bisa disalurkan ke usus, " terangnya.

0 comments:

Post a Comment